Dingin sekali hari ini, membuat mata tak mampu
membuka kelopaknya lama-lama. Entah apa yang salah, posisi duduk yang berubah
beberapa langkah ke depan ataukah memang karena tidur yang terlalu larut.
Akibat memikirkan hal yang masih dan sepertinya akan tetap mengambang di
permukaan. Tentang jemari yang sudah mendambakkan dihiasi benda berkilau, mulai
tidak terstruktur logika ini merangkai teka teki yang tercipta dengan
sendirinya. Bukan merupakan hal aneh, tidak salah jika melihat momen seperti
itu lalu tiba-tiba ingin minum karena haus. Umur 20 tahun yang beberapa minggu
lagi genap 21 sudah sewajarnya uring-uringan perihal itu. Untuk seseorang yang
mendambakkan membangun rumah tangga diusia muda, namun sebenarnya belum
terbayang seberapa banyak yang harus dipersiapkan. Ini hanya kemauan hati saja,
tidak berarti harus direalisasikan secepat air yang turun dari langit sehingga
dengan sekejap menghapuskan jejak kaki di setiap perjalanan.
Belum ada tangan baru yang dijabat hari ini. Namun
cukup terpukau dengan hadirnya mereka dari Negara tetangga yang punya modal
banyak. Hari ini ada pertemuan di kantor, Aku dan Andin ditugaskan untuk
mengikuti acara untuk mengabadikan setiap momen. Disela-sela penjelasan yang
terus dituturkan, Aku membuka ponsel sehingga tangan ini membuka aplikasi yang
menjadi candu. Disana terlihat postingan salah satu perempuan yang memiliki
pengaruh pada sebagian kisah hidup, yang beberapa minggu lalu telah
melangsungkan tunangan dengan kekasihnya. Tak terasa senyum terus mengembang
sampai pipi beradu dengan bingkai kacamata. Langsung saja ku bagikan pada Danu foto bahagia itu, tanpa ucap permisi dulu.
“Ini Gita udah tunangan ya sama Paul.” Danu
membalasnya secepat dugaanku.
“Iya sudah.” Cukup mewakili walau sangat singkat,
padahal saat ini jantung terus berdetak semakin cepat. Entah karena apa,
pemiliknya pun tidak tahu.
“Sepertinya kamu harus segera diikat biar gak
lepas.” Memangnya aku kuda harus diikat agar tidak lepas atau melarikan diri,
ada-ada saja.
Sudah lama sekali aku mengenal Danu, hampir seperempat umurku ini dipenuhi dengan pesan yang muncul atas nama Danu. Tidak bosan sebenarnya, hanya ingin suasan baru saja. Sama seperti pohon yang menjulang kian meninggi, sekencang itu angin yang berhembus pada daun-daun sehingga berguguran dan postur pohon yang tak sama dengan awalnya. Seperti itu kurang lebih yang dapat mewakili cerita bersama Danu. Tidak tahu sampai kapan perahu akan berlabuh pada tempat yang sama, tergantung ombak yang mungkin mengikis pesisir pantai yang bisa menenggelamkan yang ada di atasnya. Tiba-tiba saja hari ini teringat seseorang yang mengisi bagian hati. Sabar Danu.
Sudah lama sekali aku mengenal Danu, hampir seperempat umurku ini dipenuhi dengan pesan yang muncul atas nama Danu. Tidak bosan sebenarnya, hanya ingin suasan baru saja. Sama seperti pohon yang menjulang kian meninggi, sekencang itu angin yang berhembus pada daun-daun sehingga berguguran dan postur pohon yang tak sama dengan awalnya. Seperti itu kurang lebih yang dapat mewakili cerita bersama Danu. Tidak tahu sampai kapan perahu akan berlabuh pada tempat yang sama, tergantung ombak yang mungkin mengikis pesisir pantai yang bisa menenggelamkan yang ada di atasnya. Tiba-tiba saja hari ini teringat seseorang yang mengisi bagian hati. Sabar Danu.
Comments